Sungsang merupakan salah satu daerah di Sumatera Selatan yang tepatnya di kabupaten Banyuasin. Kabupaten Banyuasin merupakan kabupaten yang bisa dikatakan masih muda di Provinsi Sumatera Selatan yang berdasarkan hukum UU No. 6 Tahun 2002, dan merupakan perpecahan dari kabupaten Musi Banyuasin (MUBA). Kabupaten Banyuasin yang berumur kurang lebih 20 tahun tetapi sudah banyak keanekaragaman Pariwisata dan Tradisi didalamnya. Sungsang merupakan daerah perairan yang banyak sekali menyimpan keanekaragaman didalamnya, masyarakat yang kesini dapat melihat burung migran dan lumba-lumba, disarankan kedaerah ini untuk jalan-jalan menggunakan speedboat dan menariknya akan di sambut oleh lumba-lumba dan burung migran asal Siberia. Burung migran hanya satu kali dalam setahun dari mulai bulan oktober sampai desember saja adanya, atau pada saat air surut burung migran sangat senang sekali karena ia bisa mencari makan di dalam lumpur. Warga luar maupun dalam negeri sudah banyak mengunjungi daerah ini. Ke daerah sungsang kita dapat menggunakan transportasi darat atau laut, utuk transportasi laut bisa melewati sungai musi yang berada dibawah jembatan ampera, dengan menggunakan speedboat. Dan jika melalui transportasi darat maka berjarak 93 km dari kota Palembang atau 3 jam dalam perjalanan. Dalam perjalanan terdapat banyak pohon kelapa yang untuk di ekspor ke beberapa negara contoh salah satunya adalah negara Thailand. Sungsang sebagai dusun tertua di pesisir timur Banyuasin, wilayah yang administratif ini disebut Banyuasin II, yang dimana terdiri dari 17 desa, dan daerah sungsang merupakan Ibu Kota Kecamatan Banyuasin II, luas daerah sungsang ini adalah 3.632 kilometer persegi atau sama besarnya lebih lima kali luas dari negara Singapura. 16 desa lainnya terdiri dari macam-macam suku seperti jawa, sunda, bugis, dan lain-lain. Desa sungsang ini sudah ada sebelum kerajaan Sriwijaya, yang pernah dilewati oleh I-Tsing yang merupakan pengembara dari cina pada kerajaan sriwijaya dulu, oleh karena itu sungsang tercatat sebagai salah satu peninggalan dari kesultanan Palembang. Orang Palembang biasanya menyebut orang disini dengan sebutan wong laut, karena memang semua tempat dan daerahnya di kelilingi oleh laut. Daerah Sungsang ini menghadap ke selat bangka atau laut cina selatan, yang pastinya didaerah sungsang ini masyarakat banyak untuk berprofesi sebagai nelayan.
Kelebihan dari daerah Sungsang ini adalah melimpahnya hasil laut dan pemandangan yang indah berupa burung migran dari Siberia yang datangnya pun hanya satu tahun sekali pada bulan oktober-desember itupun kalau air laut surut, jadi burung ini sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat setempat dan orang-orang luar yang berkunjung.
Kekurangan atau kelemahan pada daerah Sungsang ini menurut penulis adalah susahnya untuk kita mengakses tempat ini, yang dimana kita harus menaiki speedboat atau perahu dari bawah jembatan ampera yang pastinya memakan waktu banyak, dan tidak menutup kemungkinan takutnya ada kendala di perjalanan karena melewati sungai yang dalam, dan jika dari transportasi darat jalanan nya tidak bagus apalagi ketika hujan jalannya berubah lumpur sehingga menjadi licin.
Untuk peluangnya, Kini beritanya daerah Sungsang diubah menjadi Pelabuhan, yang diberi nama Tanjung Api-Api, beberapa masyarakat bersyukur karena mereka akan menjadi pedagang dan banyaknya peluang kerja lainnya seperti anak-anak yang akan menjadi pegawai kerja di Pelabuhan. Bukan hanya hasil lautan, tetapi di Sungsang ini umumnya terdapat banyak hutan mangrove dan berupa rawa gambut. Tekad pada pemerintahan Banyuasin untuk memajukan daerah Sungsang ini agar tidak tertinggal, karena dulu daerah ini dikatakan daerah tertinggal sebab sulitnya untuk di datangi. Salah satu cara untuk mewujudkan launchingnya Kawasan Sungsang sebagai daerah wisata, dengan pembukaan festival kapal nelayan hias yang meriah tepatnya di dermaga kristis desa Marga Sungsang, dengan optimis bupati Banyuasin menjadikan daerah sungsang ini menjadi wisata yang akan menyaingi daerah Lampung, karena masyarakat Sumatera Selatan biasanya kalau berlibur mereka pasti ke Lampung ketika ingin ke daerah pesisir atau pantai. Daerah yang luas membuat pemerintah menjadikan daerah Sungsang ini dengan mempunyai ambisi sebagai kawasan ekonomi yang begitu strategis, apalagi dengan adanya Pelabuhan tadi maka akan sangat maju atau akan banyak masyarakat yang datang kesana.
Di daerah sungsang ini, banyak jenis ikan-ikan di laut, kepiting rawa, macam-macam jenis udang, macam-macam terasi, dan anak hiu pun dijual disini, warga menjual dan akan menawarkan hal-hal tersebut jika kita berkunjung ke daerah ini, lalu ada makanan seperti kerupuk dan kemplang udang seharga Rp50.000/kg, dan ada juga pempek udang, tekwan udang dan lainnya yang menjadi khas Sumatera Selatan dijual disini oleh para nelayan di Sungsang menjadikan banyak orang-orang untuk tertarik ke daerah ini. Warga lainnya biasanya berkerja sebagai pengepul daun nipah dan menjadi pedagang lainnya serta juga banyak menjadi buruh. Menurut penulis yang paling menarik dari daerah Sungsang ini adalah mereka pasarnya ada di tengah laut, jadi ketika mau berbelanja kita harus menaiki perahu dahulu. Berikut ada beberapa nama tempat yang menjadi daya Tarik didaerah ini yaitu:
- Pada desa Sungsang I ada namanya Kampung Nelayan, ini merupakan pusat oleh-oleh khas daerah sungsang dan yang ada pasar Sungsang nya, Kuliner, Homestay, Objek Swafoto, Pelelangan ikan, udang dan ikan khas sungsang lainnya, dan adanya juga susur sungai yang indah, lalu juga adanya bagi kita pencinta sunsrise atau sunset desa Sungsang I sangatlah indah untuk melihat hal tersebut tepatnya di daerah desa Marga Sungsang, ada pula daya tarik kuliner yang memang khas sungsang, pondok santai cek diah, spot sunset, dermaga sungsang juga ada didaerah ini, dan hotel bintang 2
- Di desa Sungsang II, ada yang namanya Pulau Keramat, Pulau Alangan Tikus, Makam Religius, Wisata Pantai Pesisir dan Swafoto Sunset, Sunrise, Wisata Hutan Bakau, adanya buaya, Wisata Kampung Sungai bungin, dan Homestay.
- Di desa Sungsang III, adanya Rumah Oleh-Oleh, Makam Buyut Moneng, Eduwisata Seni Budaya Sungsang, Eduwisata Pada Sejarah Sungsang, dan adanya Pulau Puyung.
- Desa Sungsang IV, adanya kuliner khas, homestay, wisata religi malam KH. Mesir, Kapal Pesiar, Buaya Muara, Udang Sungsang, Kampung Nelayan, Dermaga, Taman Nasional Sembilang, dan Kampung wisata Dusun Sembilang.
Selain hasil laut yang kaya, Sungsang juga memiliki tradisi menarik yaitu Tradisi Daun Nipah, Pada tradisi ini, selain masyarakat menjadi nelayan, mereka juga ada yang menjual daun nipah, hal ini dijual dengan secara turun-termurun, dan daun nipah dijual karena dapat digunakan untuk dinding perahu (kejang), atap rumah, membuat tikar, caping, aneka keranjang, sapu lidi, dan pembungkus rokok tembakau, yang menjual daun nipah ini merupakan orang pedalamannya, tetapi mereka kelaut atau keluar daerah menjual daun-daun nipah ini untuk mencari uang. Di sungsang pengrajin daun nipah ini banyak sekali ditemukan, jadi ketika kita kesana kita akan banyak melihat orang-orang menganyam daun nipah. Daun nipah dijual dengan harga Rp5000/ikat tetapi jika sudah menjadi kerajinan maka harganya akan berbeda lagi. Tradisi ini dilakukan agar kerajinan pada daun nipah tidak hilang meskipun sudah diketahui bahwa jaman sekarang tikar dan kerajinan lainnya sudah mulai memudar. Daun nipah merupakan mata pencarian selain menjadi nelayan di Sungsang.
Kekuatan pada daerah Sungsang ini adalah dimana daerah Sungsang ini di lindungi oleh pemerintah karena merupakan salah satu potensi sumber daya alam hayati dan juga dapat dijadikan sebagai sentra pada produksi perikanan dan juga merupakan destinasi pada wisatawan dalam maupun luar negeri. Dan menjadi salah satu ekowisata di Indonesia, tempat ini akan di jaga dan dilestarikan dengan cara pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis sumber daya lokal.
Ancaman atau gangguan lain yang dapat merusak daerah Sungsang ini adalah terdapatnya oknum-oknum menggunakan narkoba dan banyaknya bandar narkoba, korban dari narkoba ini orang-orang dewasa, remaja dan anak-anak, sayang sekali dengan daerah Sungsang ini yang merupakan icon di Banyuasin sekarang, karena mungkin daerah masih tertinggal memudahkan adanya ancaman ini. Banyak orang tua stress dan khawatir akibat anak-anak mereka yang kecanduan narkoba atau sabu-sabu, mereka bingung bagaimana untuk mengatasi hal ini. Kecemasan ini pun berlanjut pada daerah Sungsang menjadi daerah Pelabuhan, atau Kawasan industri, pertanyaan nya apakah pemerintah dapat mengatasi narkoba ini, takutnya hal ini akan meningkat dan pastinya daerah sungsang ditakutkan tidak aman dan tenang lagi. Dan juga adanya ancaman dari desa Sungsang ini adalah banyak nya buaya yang mendekati warga sekitar dikarenakan memang ini merupakan daerah perairan, banyak sudah nelayan menjadi korban dimakan oleh buaya tersebut. Hal ini terjadi pada 2 tahun yang lalu, yang dimana seorang pria Bernama Rustam (35) dan nelayan yang lain tercebur ke sungai di desa sungsang ini tepatnya di desa Sungsang IV, yang dimana kaki dan tangannya Rustam hilang, namun nelayan lainnya selamat. Pemerintah kabupaten dan provinsi sudah berusaha agar hal ini tidak terjadi lagi, masyarakat sampai sekarang hanya disuruh berhati-hati, karena untuk menghilangkan buaya liar dari daerah ini pun susah. Ancaman selanjutnya ketakutan dari masyarakat, Daerah sungsang ini sudah menjadi Pelabuhan yang dimana masyarakat berpikir bahwa ada plus dan minusnya, plusnya adalah banyaknya peluang pekerjaan, namun minus nya adalah mereka takut apakah ikan yang mereka dapatkan selama ini akan sebanyak sekarang, dan mereka takut ancaman lainnya yaitu seperti hutan mangrove dan hutan nipah takut akan menghilang atau habis, karena jika adanya Pelabuhan maka hutan-hutan tersebut pasti akan ada yang di pangkas.
Sungsang menjadi daerah wisata yang dapat dijadikan untuk kemajuan ekonomi bagi masyarakat, daerah yang jauh untuk didatangi namun tidak menyesal untuk kita yang hobi travelling, hasil lautnya yang melimpah, selain itu makanan olahan asli daerah, dan Pemandangan burung migran dari Siberia akan kita temui disini. Penulis juga pernah mendengar bahwa orang-orang kedaerah ini ingin membeli udangnya yang sangat besar dan olahan makanannya yang begitu nikmat seperti pempek udang, kemplang udang dan lainnya yang menjadi daya tarik masyarakat dalam maupun luar negeri untuk mengunjunginya. Sudah banyak juga mahasiswa menjadikan tempat ini sebagai tempat penelitian akademik, seperti riset, KKN, dan lain-lain, contohnya dari Desember 2021 – Februari 2022 kemarin Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang (UIN Palembang) berkolaborasi untuk mengadakan KKN di daerah Sungsang ini.
Penulis : Mutiara
Leave a Reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.